Siapa Pemilikmu

Kau yang mengetuk-ngetuk pintuku! Kau yang cahaya rumahku, masuklah! Hatiku milikmu, kau si empunya, masuklah! Rumah ini luluh, rumah ini bercahaya, O, hati dan hidupku hunianmu, kau di mana? Masuklah O, pujaan dalam rumahku, penyebab kegilaanku! Segalanya milikmu, siapakah pemilikmu? Masuklah! Dari Diwanis Shams 209:1-3 Jalaluddin Rumi, Judul dari HA terjemahan Hasan Aspaha...

Ceritakanlah Ini Kepada Siapa Pun

panas campur debu terbawa angin ke mana-mana koran hari ini memberitakan kedungombo menyusut kekeringan korban pembangunan dam muncul kembali ke permukaan tanah-tanah bengkah pohon-pohon besar malang-melintang makam-makam bangkit dari ingatan mereka yang dulu diam kali ini cerita itu siapa akan membantah dasar waduk ini dulu dusun rumah-rumah waktu juga yang menyingkap retorika penguasa walau senjata ditodongkan kepadamu walau sepatu di atas kepalamu di atas kepalaku di...

Batas Panggung

kepada para pelaku ini adalah daerah kekuasaan kami jangan lewati batas ini jangan campuri apa yang terjadi di sini karena kalian penonton kalian adalah orang luar jangan rubah cerita yang telah kami susun jangan belokkan jalan cerita yang telah kami rencanakan karena kalian adalah penonton kalian adalah orang luar kalian harus diam panggung seluas ini hanya untuk kami apa yang terjadi d sini jangan ditawar-tawar lagi panggung seluas ini hanya untuk kami jangan coba...

Pulanglah Nang

pulanglah nang jangan dolanan sama si kuncung si kuncung memang nakal nanti bajumu kotor lagi disirami air selokan pulanglah nang nanti kamu menangis lagi jangan dolanan sama anaknya pak kerto si bejo memang mbeling kukunya hitam panjang-panjang kalau makan tidak cuci tangan nanti kamu ketularan cacingan pulanglah nang kamu kan punya mobil-mobilan kapal terbang bikinan taiwan senapan atom bikinan jepang kamu kan punya robot yang bisa jalan sendiri pulanglah nang nanti...

Of Spaces and Shadows

* Goenawan Mohamad’s speech at the opening of Räume und Schatten—Zeitgenössische Kunst aus Südost Asien, (‘Spaces and Shadows—Contemporary Arts from Southeast Asia’), in Berlin, September 30, 2005. I Let me begin with shadows. Among the notes I received in the preparation of this festival I found associating ‘shadows’ with ‘terror’—something evil, foul, violent, and/or repressive. Coming from a Southeast Asian country, I would like to contest such a signification...