Refresh dan Refersh


Lama bergulat dengan bacaan dan rumus yang membuatku sedikit kehilangan bahasa penguntai kata. Kali ini memang daku renggangkan waktu untuk organisasi tercintaku. Menghadiri MUSYWIL IPM Jateng kemarin bukanlah rencana awalku. Namun kepenatan akan waktu belajar membuatku tergerak mengikutinya. Hmmm,,,
Jum’at subuh kumulai berkemas dan memanggul amanah organisasi sebagai bawahan yang harus daku ikuti. Menuju tempat peraduan para pencari profesi. Karena dari sekeliling, daku hanya dapat melihat keteraturan aktivitas yang dapat dimaknai sebagai kebiasaan harian. Dari perjalanan menuju Salatiga ini, kesejukan hati mulai merasuk dalam benih kelopak mata melihat bukit-bukit perumahan dan hijaunya alam. Kubuang sisa-sisa memori Uji Coba UAN kemarin yang untuk sementara kubungkam dia dalam-dalam dan kugantikan tempatnya dengan penuh rasa kecintaan bertadhabur alam.
Pengalaman pertama menghembuskan nafas dalam naungan atmosfer bumi Salatiga, very entertaining banget saat bus yang daku naiki bertengger dan melesat cepat melewati segerombolan pelajar berjas kuning marun. Ahahahahagz, namanya jua ga biasa naik bus ya,,, mau berhenti pak supirna ga mau diajak kompromi banget. Dari jalan kotapun sebenarnya sudah tergantung gagah bendera kuning IPM JaTeng. Namun gara-gara emang ga pernah keluar Kudus, kuper banget. Sampe dimarahin kernet busnya. Ah,, maaf bapak...
Hari pertama di Salatiga penuh antusias saat beradu dengan hujan yang mengguyur waktu pawai keliling kota ini. Heboh dan semua mata tertuju padaku Ahahahahagz,, maksudnya kita. . . Jas kuning yang lekat dengan badan kita, kita tenggerkan gagah. Sorak sorai drumband SD yang mengiringi jalannya pawai tersebut mengingatkanku pada masa-masa penuh keceriaan tanpa beban yang tak lagi bisa kurasakan sekarang. Kemungkinan terakhir yang kupunya hanya merindukan cover imut anak SD yang tertempel dalam dinding otakku lekat. {hhe}
Sesampainya di tempat peristirahatan, gigiku mulai cenat cenut menggigil kedinginan. Maklum gigi eskrim dan permen yang kugilas tiap harinya membuatku tersenyum kecut saat seorang ikhwan menertawakanku melihat kutempelinya pipiku dengan koyo cabe! Aku aja kalu ngaca mungkin ketawa ngakak. Udah wajah melas, sakit pula. Aih,, so what laa. . .
Maem malem ma adek2 Banjar Negara. Bahasa mereka yang unik bin ajaib menyulapku jadi sosok linglung bloon,,, alhasil diketawain tiap bilang, “ga mudheng, dik...”. Whaa,,, puas ya ngetawain orang tua??? Tapi salut ma kalian... Bahasa yang terpertahankan. [bayangin riza yang udah luput dari bahasa krama inggil ke ayah ibu]
So entertaining beuth saat ada bapak Hammam dari PWPM yang membawakan sedikit motivasi study lanjut dalam bangku panjang. Dilanjutkan dengan pembacaan LPJ yang alhamdulillah disetujui semua temen PD se Jateng. . . Wha,, udah gigi sakit, tidur jua kayakna cepet banget. Jam karet yang dipasang per agenda pun mulai melelehkan dinginnya malam ini. Keesokan paginya udah ngantri mandi, kebagian antrian belakang coz bangunnya telat. .. Wkwkwkwk, ga punya malu bener dah!!
Bener-bener ga nyangka, semua urusan bersama yang harus kita mufakatkan bersama dalam sidang komisi buat waktu tambah mepet aja. Saluuuttt banget.... Udah gitu, hawa ngantuk yang wuihh,, terbang kesana kemari di pelupuk mata buat ku merem ga kerasa. Ckluk! Dengan perasaan malu, kutinggalkan ruang sidang dengan ijin mandi. Tapi malah mampir ke masjid mangkir meh tidur sana bentar niatnya,, tapi malah ga nyaman banget. Masa di mesjid tidur?? Ah, kebo aja punya tata krama!!!!
Pemilihan pemilihan. . . Dasar kuper,, yang kukenal cuma orang-orang tertentu aja. Milih yang emang dirasa ‘cocok’ beuth jadi atasan. Hmmmm,,, rahasia, gan!! :P Nyampe jam 2 ditunggu tunggu Kudus og ga dipanggil panggil,,, udah ngantuk [lagi lagi ngantuk!!! Ahaha,,], malah lama coz katanya registrasi paling akhir.. Oh God,, sabarkan saya... XD Mendzalimi diri, tapi menurutku masalah pembiasaan tidur aja jika dikata jam 2 malem tu udah larut buat istirahat. [ahh,, alesan kau, cha! coz sering dadakan ajar buat ujian, gan!!]
*Paginya kita kemas-kemas dahulu. Berangkat akhir, pulang awal... hehehe,,, peace!!! Maaf buat yang kangen ma kita,,, atau yang belum sempet kita sapa. . . Afwan jiddan,, :D

Lesson :
1.Hargai seseorang dimanapun berada. Mau dia anak orang kaya atau orang biasa. So sweet banget jika hidup ini dipenuhi orang-orang yang saling peduli.
2.Mufakatkan segala urusan yang notabene memang butuh kesepakatan. Agar tidak terjadi kesenjangan maupun kecemburuan sosial serta ta akan ada dusta diantara kita.
3.Tak ada kata mengeluh untuk berjuang.
4.Nyesel kali ga isa maksimalin silaturrahim ke akhwat2 semua,,,, Kesempatan ga datang dua kali,,,
“Karena setiap jepret mata tak ada yang sanggup sama. Kejadian hanya berlalu sekali untuk selamanya,, tak kan ada ulasan ulang untuk menjadi yang kedua..”

Diary menuju Bangku Panjangku part 1


Sadar betul. Begitu sadarnya aku sebagai hamba ALLAH yang disebut wanita. Wanita desa biasa dari orang tua sederhana dengan IQ kurang dari sebuah senyum simpul kepuasan. Namun [kata ibu] mempunyai mimpi dan impian yang banyak jumlahnya dalam angan. Hanya mimpi yang dapat membuatku tetap hidup pikir pendekku. Dengan mengorek habis hakikat hidup sebagai seorang hamba yang mempunyai bergudang mimpi sebagai pertahanan hati .


Anganku merajut kembali kala daku masih berseragam putih merah dan tinggiku satu kaki dari tinggiku hari ini. Iya, ketika ditanya guru Bahasa Indonesia tentang cita-cita, ku bawa pulang pertanyaan menganga mulut mungilku saat itu. Kalut. Tak ada yang perlu dikatakan, pikirku. Ku tanyakan ayah ibuku tentang pertanyaan kecil dari guruku itu, mereka sepakat menjawab 'guru' sebagai pilihan alur takdirku untuk mereka. Mulutku terkatup tak berkata, hanya mampu mengiyakan dengan senyum tipis tak bernada. Ku bawa mimpi mereka untuk kuwujudkan sampai bangku SMP untuk ku perjuangkan. 12 tahun saat itu menjadi titik temu impian-impian konyol yang kubangun dari armada sederhana. DUBES. Iya, wanita yang kuagungkan itu duduk dalam lingkup singgasana kerajaan. Bertabur masalah hubungan baik dan membaikkan dengan pihak penerima itu membuatku mengucap kagum dalam hati.


Pilar itu ku kokohkan kembali, belajar untuk mempelajari dan mencintai bahasa Internasional menjadi modal utama ku untuk berkembang. Menumbuhkembangkan kemampuan untuk menghantaran ku pada indahnya istana setitik kepuasan dunia fana. Tetapi dunia tak sempit, bukan? Kala ku adukan pada orang tua yang telah berjuang menafkahi studi ku selama ini, yang kudapat bukanlah sebuah motivasi tersungging damai dalam sebuah senyuman. Namun sebuah tawaan tak percaya dan tak berdaya dari mereka. Angin kolot tradisional menerpa wajah muramku saat itu. Mereka menembakkan berbagai amunisi pelemah istiqomahku bertubi-tubi. Hanya ingin menuangkan tangisanku sepenuh jiwa tak percaya. Dengan menceritakan cerita klasik anak desa yang hidup sesuai fitrahnya. Fitrahnya? Tak kumengerti akan hal itu, ayah... Tak dapat kurenungkan dalam hatiku, ibu... Sungguh kuhormati berbagai kebijakan-kebijakan mengajariku segalanya dalam dunia. Kau pencetak suksesku saat ini, dan daku hanya mesin bergerak dalam lingkaran angan kalian. Kuyakin dikau mendidikku dengan baik, ayah... Sehingga tak dapat kupungkiri kuberi bendera putih diatas anganku sendiri. Mengelana sepi dalam ribuan tumpukan mimpi dalam bidang hatiku.

Kumengerti dengan jelas hitam putih kehidupan dalam drama tragedi film kita, ayah... Kita renungkan kembali jejak apa yang tertinggal dalam sebuah rencana gagal. Ku tertawakan rencana-rencana konyol menggapai bintang dengan berbagai pewarna langit dan aroma malam kelam. FISIPOL HI. SASTRA INGGRIS UI. Iya, kuceritakan pada kakakku tentang semua pondok pemimpi yang kubangun beberapa tahun lalu. Diulurkannya tangan di pundakku. Mengajariku berdiri. Memulai berjalan. Melongok kisah-kisah ayah dan ibu bersama dalam hidup yang extra ordinary itu. Diputar ulang roman-roman yang lengkap berisi riang tawa dan gemericik air mata. Tampak api meredam semangat muncul dalam haru biru wajahnya. Riang menyungging senyum buatku peduli akan kelancaran alur hidupku selanjutnya nanti. Kusulam kembali berbagai jahitan yang telah lama kulupakan adanya. Kusaksikan kembali lengkungan pelangi dalam berbagai segi pandang naluri. Huuuuuuuffffffttttt,,,, angin pun semerbak menemani aroma matahari sore panjang dalam penantian menuju malam.



....



8 Januari 2011

kala kau tangiskan mata hatiku kembali dengan kata bijakmu...