Menampik Kebanggaan

Kumulai meringis. Terlalu bangga dengan semua yang kalut dalam mata. Terlalu membanggakan semua yang muncul dalam permukaan. Dan terlalu bodoh untuk menjatuhkan kebanggaanku itu. Menjatuhkan ke dalam lubang kemustahilan bagi orang yang mendengarnya. Pintaku ini sebagai perdana dan sekaligus sebagai penutupnya. Ku tak mau terjatuh dalam lubang yang sama yang pernah kunaungi. Bukan suatu hal yang mampu mengembalikan kepedulian terhadap hal yang selama ini mencintaiku setulusnya. Telah lama hati ini mati untuknya. Berkelana sebagai pencari kepuasan pribadi. Namun akalku memutarkan suatu perasaan hina itu. Perasaan yang timbul karena merasa puas dalam hasil yang telah kita capai. Bukan bualan jika daku merasa terlena dengan keadaan. Hhhmmm,, hembusan nafas panjangpun menyadarkan akan hal itu. Kurelakan hal itu tercatat dalam sejarah hidupku. Dengan menjadi catatan hitam untuk diari panjang bermakna...

15 Desember 2010

Kala diberitakan di ruang kelas, daku lemas saat disodorkan tiket mengulang test satu mata ajar impianku...

0 komentar:

Posting Komentar